BUKAN SEKADAR MEMBACA

Oleh: Retno Wulansari

 

            Sebagai umat muslim mungkin kita udah gak asing lagi sama kata “Iqro”. Yap, “Iqro” bacalah. Kalian udah tahu kan kata “Iqra” itu ada di surah apa? Betul, ada di QS. Al-‘Alaq : 1. Tapi kali ini aku gak bakalan ngebahas surah tersebut, tapi aku bakalan ngebahas soal “Membaca”

 

            Jadi gaes, membaca itu gak cuma sekadar membaca aja loh. Bukannya kalau kita membaca sesuatu itu ada alesannya? Contoh, kita pengen baca buku resep makanan, pasti alesannya biar kita bisa masak.

 

            Aku mau ambil satu perumpamaan. Misal ada orang yang beli buku, dan buku itu bener-bener bagus pake banget, isinya daging semua, banyak pelajaran yang bisa diambil, banyak nasehat-nasehat yang terkesan religius namun tetap dikemas dengan bahasa yang asik dan mudah dicerna oleh otak, mulai dari nasehat tentang kehidupan, cinta, jodoh, rezeki, karier, dan seterusnya.

 

            Tapi, setelah orang itu selesai membaca buku tersebut, dalam dirinya dan juga pikirannya gak ada perubahan sama sekali, prilakunya masih jauh dari jalan kebenaran, perspektifnya soal kehidupan, cinta, jodoh, rezeki, dan seterusnya masih sama. Pokoknya dia gak dapet pelajaran apapun dari buku itu, kenapa? Karena dia hanya sekedar membaca aja, gak sambil memahami isi buku tersebut. Walhasil, pesan yang berusaha penulis sampaikan gak berepengaruh sedikitpun bagi dia.

 

            Begitupun dengan Al-Qur’an, kalau kita hanya membacanya tanpa mau memahami setiap ayat yang telah termaktub di dalammnya, kita gak bakalan pernah tahu apa pesan yang Allah sampaikan dalam setiap perkataan-Nya, kita gak bakalan tahu apa alesan Allah memerintahkan atau melarang sesuatu.

 

            Eeem, kita pasti hafal surah Al-Fatihah kan? Woi jelas, surah itu mudah banget di hafal, bahkan setiap sholat surah itu gak boleh ketinggalan, kalau ketinggalan maka gak sah sholatnya. Nah, di ayat 6 surah Al-Fatihah itu setiap 17 kali dalam sehari kita ucapin dong di hadapan Allah, apa coba artinya? Yap, betuuul, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Kalau kita gak bener-bener memahami ayat itu, ya kita cuma sekadar baca doang. Padahal itu doa yang waaarbiazah, padahal itu sebuah cita-cita yang saaaangat tinggi, padahal itu keinginan yang istimewa banget, kenapa? Karena jalan yang lurus itu jalannya yang telah diberi nikmat, siapa? Mereka adalah para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh (QS. An-Nisaa’ : 69) jadi kalau dalam 17 kali dalam sehari kita baca ayat itu dan kita malah terus-terusan menempuh jalan yang salah, itu tandanya kita belum benar-benar memahami ayat tersebut, kita cuma membacanya aja.

 

            Di ayat lain, misal dalam surah Al-Israa’ ayat 32 yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk.” Ayat ini seriiiiiing banget di sebut, mengingat di zaman sekarang pacaran udah jadi lifstyle, atau malah udah dianggep sebagai syarat sebelum nikah, waduh BAHAYA. Nah, kenapa banyak remaja remiji yang pacaran, yang mereka pun melaksanakan sholat, baca qur’an, puasa pula, tapi gak takut-takut sama perintah Allah yang satu ini? Maybe, mereka emang gak memahami surah ini, kalau mereka paham, mereka pasti bakalan nurut sama apa yang di perintahkan Allah, mereka gak bakalan pacaran juga bukan? Padahal, meskipun gak paham, yang namanya perintah Allah itu udah kudu di turutin, gak perlu nanya alesannya kenapa, pokoknya lakuin aja, yakin, karena Allah gak mungkin ngelarang untuk alesan mendzolimi hama-Nya, nggak mungkin, pake logika aja deh dulu.

 

            Itulah mengapa kalau membaca kita juga harus memahami apa yang kita baca, apalagi ini Al-Qur’an, bagaimana bisa Al-Qur’an ini jadi pedoman hidup kita, kalau kita sendiri gak paham isi Al-Qur’an, bisa-bisa jalan hidup kita selama di dunia ini jauh dari apa yang udah Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an, naudzubillah.

 

            Bersyukurlah kamu masih diberikan kesempatan untuk bisa membuka Al-Qur’an dan membacanya, walau belum sepenuhnya memahami. Tapi selagi nafas berhembus, kita masih bisa terus belajar mendalami dan menyelami isi Al-Qur’an. Karena, masih banyak di luar sana yang enggan membaca Al-Qur’an, coba mau paham gimana dia, dibaca juga nggak. Maka dari itu, yuk mari manfaatkan waktu kita untuk bermesraan dengan Al-Qur’an, terutama di bulan Al-Qur’an ini.


Komentar

Postingan Populer